Ribut-ribut masalah pemanasan global yang bisa bikin kiamat. Dedengkot negara penggede yang punya perusahaan gede pun berduyun-duyun dikusi dan lobi-lobi. Diskusiin bagaimana solusi terpaten untuk mencegah kiamat , lalu melobi negara-negara yang masih punya banyak daun di tanah mereka. Nah, rata-rata pemilik banyak daun itu adalah negara yang baru merayap, yang tak banyak kepulan asap karbon.
Ikan asin di depan mata kucing, kiamat diatasin dengan tak ambil pusing.
Jumat, 07 Desember 2012
Senin, 08 Oktober 2012
Pembunuh Sepi
Mengendap sepi merasuki nadi
menjalar menuju titik tiada henti
merayapkan sunyi pada pangkal hati
meniduri rindu yang hadir tanpa permisi
memanggil-manggil hampa tanpa arti
Nyinyir sepi merentas galau di ujung hari
Sepi menghujamkan pilu tanpa ragu
merobek selaput beku dengan perisai sembilu
tak ada maaf bagi masa lalu, yang
merengkuh gelora dalam kalbu
memecah asa kemudian berlalu
Lantas waktu pun tergugu,
meratapi sepi yang kian membisu.
2009
NB: Puisi ini tercipta saat kehidupanku merasa sangat sepi, belum punya anak, jauh dari saudara, sahabat dan tak memiliki komunitas yang benar-benar mempresentasikan kegelisahan jiwa, serta berpindah dari satu kota ke kota berikutnya. Dunia yang kumiliki hanya kenangan-kenangan indah yang kujadikan pelipur lara.
Rabu, 26 September 2012
Buku Harian
"Benih menulis lahir di antara goresan-goresan Buku Harian."Kegiatan yang terkadang menjadi kebiasaan buruk tetapi paling menarik ialah mencuri baca buku harian. Pencurian pertamaku ada pada buku harian mbakku. Ia hobi menulis buku harian dan itu sangat menginspirasiku. Terkadang, buku harian berisi curahan hati yang tulus diungkapkan oleh seseorang mengenai kehidupannya yang tak ingin diketahui oleh siapapun, namun acapkali buku harian juga dijadikan catatan kebohongan untuk mengambil simpati atau hanya untuk alarm hidup supaya mengingatkan kembali ketika memori otak tak dapat memutar kembali kenangan-kenangan yang mungkin sudah dan akan terlupakan.
Sabtu, 08 September 2012
KUBU
Kalian
sering menyebut kami: Kubu. Ingatkah? Dalam setiap kata-kata pembuka selalu
terucap: “…. yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang
benderang.” Bukankah kita sama-sama kubu pada awalnya?
Alam
kami memang gelap. Mata kami tak bisa membaca dan tangan kami tak bisa menulis,
namun kami mampu menjaga rumah kami dengan baik tanpa merusaknya. Tidak seperti
kalian yang mulai menumbangkan pohon-pohon yang rimbun serta mengusir
binatang-binatang yang tambun.
Seandainya
kalian mau mengingat perjanjian nenek moyang kita, mungkin rumah kami tak habis
terbakar. Kami bisa hidup mewah layaknya kalian yang ada di luar sana. Sebagian
kalian mengkhianti perjanjian itu. Menganggap kami kubu, yang mudah sekali
ditipu.
Jika
rumah kami kalian habiskan, bukankah rumah kalian juga akan terancam musnah?
Nafsu menguasai rumahku akan menjadi tombak yang bisa merobek tubuh. Mungkin
kalian sadari itu, namun hasrat itu telah membutakan. Suatu saat rumah kami, lalu
rumah kalian akan hancur karena keserakahan. Siapa sebenarnya yang pantas
disebut kubu?
Muara
Bulian, 5 September 2012
Senin, 13 Agustus 2012
Lebaran tanpa 'Amplop'
Cerita ini dimulai sebelum sepeninggalan kawan yang terlepas ruhnya pada Sabtu lalu. Memang, sebelum kejadian itu aku sudah berencana menulis tentang kisah ini. Kisah tentang 'amplop' yang tak lagi kami terima seperti tiga lebaran yang lalu. Hanya saja kematian seorang kawan sekilas memunculkan pikiran bahwa harta-harta yang diperoleh dengan cara-cara yang tak sewajarnya hanya akan membuat celaka saja. Mungkin bukan tubuh kita yang celaka, melainkan keluarga, mulai dari istri hingga anak. Permasalahan bagaimana mencari harta adalah pilihan masing-masing idividu.
Kamis, 02 Agustus 2012
Stressifikasi: Sedikit tentang UKG (Uji Kompetensi Guru)
Gara-gara UKG (Uji Kompetensi Guru), guru bukannya disertifikasi
tetapi distressifikasi. Bahkan di dalam surat kabar diberitakan bahwa ada guru yang meninggal akibat UKG. Banyak yang takut kehilangan duit jutaan yang
sebenarnya lebih tepat sebagai dana untuk kesejahteraan guru
dibandingkan profesionalitas guru (maaf, banyak mereka yang sudah
sertifikasi tetapi tak 'bersertifikat' profesional). Isu-isu banyak
bertebaran, yang katanya hanya proyek belakalah, yang mempersulit
gurulah. Bahkan aku berfikir, apa ini cara penghapusan dana sertifikasi
karena SBY sebentar lagi mundur? Apa mungkin 2014 guru bisa
disertifikasi semua? 2014 kan masa jabatan SBY berakhir. Ganti presiden
ganti kebijakan. Makin hancur pendidikan negeri ini jika dipolitiki
terus.
Jumat, 27 Juli 2012
Yulia yang Mulia
:: sebuah obituari
Saat itu, aku melihatnya diantar oleh seorang lelaki -entah bapak atau pamannya- ke sekolah menengah di Jalan Cinta No. 08, Karangsari, Kebumen. Penampilannya yang tak biasa menarik pandanganku untuk terus menatapnya. Baju putih biru yang dikenakannya tak seperti pada umumnya. Ia melipat lengan baju satu atau dua lipatan hingga memperlihatkan putihnya lengan atas miliknya. Ya, itu potret awal tentang remaja putri lulusan sekolah menengah pertama Jakarta.
Wajahnya mulus tanpa jerawat. Rambut bergelombang dan tak terlalu tebal. Hidung pesek dengan gigi tak rapi, tapi bodi langsing dengan kaki yang indah. Bagian tubuhnya yang paling aku suka adalah kaki jenjangnya yang mulus. Sifatnya ceria, ramah dan baik hati. Matanya yang berbinar menyiratkan kecerdasan otaknya. Ya, itu tentang jasmani dan rohani seorang gadis yang baru datang dari kota metropolitan ke kota kecil di selatan Jawa.
Gerak tubuhnya mengarah kepada beberapa arah yang berbeda, teman-teman gaul, pintar dan pendiam. Ia berkawan dengan sesamanya dalam satu kelas maupun lain kelas, tak melihat siapa si teman, ia tak pilih-pilih. Ia mampu berbaur dengan kesupelannya. Ya, itu tentang pergaulannya.
Seseorang yang memiliki prestasi dan pintar bergaul tak membuatnya sombong. Ia tetap menghampiriku sebagai seorang teman. Aku ingat, dahulu sifatku begitu pendiam dan minder dengan ketidakmampuan keluarga secara ekonomi. Ia tak pedulikan itu. Kami menjadi dekat karena satu perjalanan bersepeda setiap pulang sekolah di kelas 1. Ketika orangtuanya mengganti sepedanya dengan sepeda motor, ia sering menyambangiku bahkan mengulurkan tangannya untuk menyeretku supaya roda sepedaku melaju kencang. Adegan berbahaya yang menyenangkan. Sewaktu aku sering pergi kursus bahasa Inggris sendirian di Karanganyar, ia merasa tak enak denganku, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia terlalu baik hati jadi susah menolak permintaan seorang teman belajar kami. Saat aku meminjam motornya dan tak sengajar menabrak batas jalan, ia tak marah padaku. Dua hal yang kutakutkan saat kejadian yang sebenarnya bukan salahku itu terjadi: ia marah padaku dan kena marah bapakku. Aku menangis sesenggukan di depan bapakku hingga ia tak tega untuk memarahiku dan mau mengganti kerusakan. Saat uang yang diberi bapakku tak bisa menuntaskan kerusakan motornya, bahkan aku sempat berhutang yang entah sudah terbayar atau belum, itu tak merenggangkan persahabatan kami. Ya, itu tentang kenangan-kenangan yang tak kan pernah kulupakan seumur hidupku tentang kebaikan seorang perempuan yang diakhir masanya memutuskan mengenakan jilbab.
Yulia Indrawati. Teman yang selalu kujadikan sebagai sahabat sejati hingga saat ini, karena kemuliaan hatinya. Ruhnya telah berpisah dari raganya pada 25 Januari 2011 dan tepat di hari ini ia berulang tahun ke-29. Selamat Ulang Tahun sobat, semoga engkau tenang di alam sana. Aku merindukanmu.
Saat itu, aku melihatnya diantar oleh seorang lelaki -entah bapak atau pamannya- ke sekolah menengah di Jalan Cinta No. 08, Karangsari, Kebumen. Penampilannya yang tak biasa menarik pandanganku untuk terus menatapnya. Baju putih biru yang dikenakannya tak seperti pada umumnya. Ia melipat lengan baju satu atau dua lipatan hingga memperlihatkan putihnya lengan atas miliknya. Ya, itu potret awal tentang remaja putri lulusan sekolah menengah pertama Jakarta.
Wajahnya mulus tanpa jerawat. Rambut bergelombang dan tak terlalu tebal. Hidung pesek dengan gigi tak rapi, tapi bodi langsing dengan kaki yang indah. Bagian tubuhnya yang paling aku suka adalah kaki jenjangnya yang mulus. Sifatnya ceria, ramah dan baik hati. Matanya yang berbinar menyiratkan kecerdasan otaknya. Ya, itu tentang jasmani dan rohani seorang gadis yang baru datang dari kota metropolitan ke kota kecil di selatan Jawa.
Gerak tubuhnya mengarah kepada beberapa arah yang berbeda, teman-teman gaul, pintar dan pendiam. Ia berkawan dengan sesamanya dalam satu kelas maupun lain kelas, tak melihat siapa si teman, ia tak pilih-pilih. Ia mampu berbaur dengan kesupelannya. Ya, itu tentang pergaulannya.
Seseorang yang memiliki prestasi dan pintar bergaul tak membuatnya sombong. Ia tetap menghampiriku sebagai seorang teman. Aku ingat, dahulu sifatku begitu pendiam dan minder dengan ketidakmampuan keluarga secara ekonomi. Ia tak pedulikan itu. Kami menjadi dekat karena satu perjalanan bersepeda setiap pulang sekolah di kelas 1. Ketika orangtuanya mengganti sepedanya dengan sepeda motor, ia sering menyambangiku bahkan mengulurkan tangannya untuk menyeretku supaya roda sepedaku melaju kencang. Adegan berbahaya yang menyenangkan. Sewaktu aku sering pergi kursus bahasa Inggris sendirian di Karanganyar, ia merasa tak enak denganku, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia terlalu baik hati jadi susah menolak permintaan seorang teman belajar kami. Saat aku meminjam motornya dan tak sengajar menabrak batas jalan, ia tak marah padaku. Dua hal yang kutakutkan saat kejadian yang sebenarnya bukan salahku itu terjadi: ia marah padaku dan kena marah bapakku. Aku menangis sesenggukan di depan bapakku hingga ia tak tega untuk memarahiku dan mau mengganti kerusakan. Saat uang yang diberi bapakku tak bisa menuntaskan kerusakan motornya, bahkan aku sempat berhutang yang entah sudah terbayar atau belum, itu tak merenggangkan persahabatan kami. Ya, itu tentang kenangan-kenangan yang tak kan pernah kulupakan seumur hidupku tentang kebaikan seorang perempuan yang diakhir masanya memutuskan mengenakan jilbab.
Yulia Indrawati. Teman yang selalu kujadikan sebagai sahabat sejati hingga saat ini, karena kemuliaan hatinya. Ruhnya telah berpisah dari raganya pada 25 Januari 2011 dan tepat di hari ini ia berulang tahun ke-29. Selamat Ulang Tahun sobat, semoga engkau tenang di alam sana. Aku merindukanmu.
Minggu, 22 Juli 2012
Prajnaparamita
:: Kesempurnaan di
Muara Jambi
Penggalan kepala yang hilang tak lagi bisa ditemukan seperti
sediakala sebagaimana kesempurnaan padmasana dan dharmacakramudra memutar
roda-roda kehidupan yang tiada ujung hingga abad berganti tahun melampaui masa
manusia-manusia berganti rupa berupaya menghilangkan jejak-jejak leluhurnya
dengan sebilah besi raksasa bak menggilas waktu dengan gulungan angin dan air
sertamerta tanah menimbun tanpa ampun.
Jelmaan bodhisatvadevi tak sempurna di alam nyata muncul
dalam timbunan tanah negeri seribu candi yang dahulu pernah menjadi pijakan
sebuah persahabatan bersejarah atas abad sebelum lahirnya palapa sebutan
pamalayu menghubungkan dua wujud kesempurnaan kebijakan mahakarya tiada tara
svarnadwipa.
Tara yang tiada tara inspirasi barat sama nyata dengan
paramita pujaan timur yang setia memberi bukti keajaiban langit pada bumi penuh
kebijakan transendental pada hamparan ketenangan meneduhkan damai abadi dalam
kontras bingarnya busana berbalut embrio batik tanpa gelung mustika jatamakuta
yang rupawan serupa paramita javadvipa.
Muara Bulian, 21 Juli 2012
Muara Bulian, 21 Juli 2012
Kamis, 12 Juli 2012
Tempoyak: Bumbu Khas Jambi
Manado memiliki Bubur Manado, Yogyakarta memiliki Gudeg, Sumatera Barat memiliki Rendang, Bali memiliki Ayam Bakar Betutu, dan hampir semua daerah di Indonesia memiliki kuliner khas. Jambi memiliki Tempoyak. Tempoyak berwujud daging buah durian yang diasamkan. Sebenarnya itu hanya bumbu yang memberikan citarasa khas untuk beberapa masakan, biasanya ikan. Jarang sekali daging sapi atau ayam dimasak dengan bumbu tempoyak.
Senin, 11 Juni 2012
K'un-lun Dvipantara
Sebelum menjelaskan tentang dua kata yang mungkin masih asing di telinga itu, kecuali bagi para ahli sejarah, arkeologi, fililogi dan lainnya, perlu dijelaskan lebih lanjut tentang asal-usul Nusantara.
Senin, 04 Juni 2012
Kekuatan untuk Kemajuan Batanghari
Mengalir
tenang seperti aliran sungai Batanghari. Begitulah riak-riak yang terlihat di
kabupaten Batanghari. Jika dilihat dari pemberitaan maupun penilaian penulis,
Batanghari pada tiga tahun terakhir mengalami kemajuan yang cukup berarti.
Terlebih jika dilihat dari geliat perekonomiannya.
DWARAPALA
1/ Pembuka tabir misteri. Menembus waktu. Nampaklah di depan matanya, rumah suci tergerus oleh besi usang. Ia tercengang. Apa gerangan? Ini waktu yang tak aku kehendaki. Ia ingin kembali bersemedi di bawah pohon bodhi. Menyucikan alam pikiran. Ia tetap sebagai penjaga pintu.
2/ Dwarapala terpejam di alam pikirannya. Ia menyusuri setapak rumah Teluk yang di alam kemudian tergerus oleh besi. Bertelanjang kaki. Membasuh ujung kaki dengan air yang mirip dengan sungai di negeri suci asal kepercayaannya. Sesaji ia layarkan dari tepian hingga pelan-pelan meninggalkannya. Lalu ia mengayuh sampan menyeberang sungai suci menuju kanal-kanal penghubung rumah-rumah suci. Sepanjang jalan ia memunguti batu-batu putih sebagai tanda bahwa ia telah banyak berucap doa sebanyak batu yang terkumpulkan. Sampan berhenti di rumah suci Koto Mahligai. Ia menyerahkan batu-batu itu pada guru yang telah menunggunya. Lalu ia menuju ke Barat, tempat tersuci dari yang paling suci.
2/ Dwarapala terpejam di alam pikirannya. Ia menyusuri setapak rumah Teluk yang di alam kemudian tergerus oleh besi. Bertelanjang kaki. Membasuh ujung kaki dengan air yang mirip dengan sungai di negeri suci asal kepercayaannya. Sesaji ia layarkan dari tepian hingga pelan-pelan meninggalkannya. Lalu ia mengayuh sampan menyeberang sungai suci menuju kanal-kanal penghubung rumah-rumah suci. Sepanjang jalan ia memunguti batu-batu putih sebagai tanda bahwa ia telah banyak berucap doa sebanyak batu yang terkumpulkan. Sampan berhenti di rumah suci Koto Mahligai. Ia menyerahkan batu-batu itu pada guru yang telah menunggunya. Lalu ia menuju ke Barat, tempat tersuci dari yang paling suci.
3/ Matanya terbelalak. Ia kembali melihat besi besar dan segunung tanah hitam. Lalu ia berkata: Aku tak mau melihat lagi. Mataku akan terpejam selamanya hingga benda-benda menyeramkan itu berhenti menghantuiku. Dwarapala buta selamanya dan hidup dalam keabadiaan. Dalam kebangkitannya pun serupa wajah yang menyeramkan. Murka dengan manusia-manusia durjana. Dwarapala akan hidup dalam keabadian di ruang kegelapan.
Jambi-Muara Bulian, 4 Juni 2012
Selasa, 29 Mei 2012
‘Cik Dang’ dalam Prasasti Batu Larung Situs Dusun Tuo
Tak
pernah terbersit dalam benak saya bahwa suatu saat saya akan mengunjungi sebuah
prasasti bernama Batu Larung. Nama sebuah prasasti yang tak asing lagi di
telinga. Beberapa buku sejarah pernah menyebutkan nama prasasti itu dan memberi
sedikit penjelasan mengenai peninggalan bersejarah itu. Apakah Anda juga tak asing
lagi dengan nama prasasti itu?
Sensasiku di Gerbang Koto Mahligai
Candi Koto Mahligai berisi menapo-menapo (gundukan batubata bercampur tanah) yang belum dipugar. (Sumber: Kompas Citizen) |
Selasa, 15 Mei 2012
Souvenir-Souvenir Cantik untuk Surga Hindia
Belanda bagai janda yang diceraikan oleh Indonesia saat penyerahan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949. Begitulah kiranya yang tersirat dalam lagu "Arm Den Haag" oleh Wieteke van Dort. Ikatan antara Belanda dan Indonesia teramat erat, terlepas dari kenangan pahitnya, hubungan itu tak terpungkiri. Hubungan yang unik ini memunculkan bentuk kreatifitas orang Belanda yang luar biasa dan tak akan pernah terhapus dari kenangan manusia kedua negara ini, dari zaman ke zaman. Apakah itu?
Jumat, 30 Maret 2012
Segenggam Cinta untuk Jambi
Tanggal 23 Oktober 2011, hari pertama aku menginjakkan kaki di candi Muara Jambi (ketika acara di Sungai Tapa pada Februari 2011 tak jadi kesana adalah hal yang sagat mengecewakan bagiku, tapi aku hanya diam karena terus terang malu belum pernah mengunjungi tempat itu, hehehe). Tepat tiga tahun setelah menetap di Jambi. Harusnya aku bisa mengunjunginya lebih awal dari itu, tetapi suamiku tak sempat mengantar kesana. Ia hanya berjanji saja hingga aku pergi kesana tanpanya, bersama-sama murid-muridku dalam rangka studi lapangan kelas XI. Janji itu akhirnya ditunaikannya. Ini kunjungan pertama sauamiku ke bangunan milik bangsa nenek moyangnya. Meragukan memang ke-Jambi-annya, ke candi Muara Jambi aja belum pernah, apalagi tahu sejarahnya, hahaha (just kidding).
Kegalauan di Awal Tahun (Trend 2012)
Aku Galau... Ketularan iklan salah satu seluler dengan warna andalannya: MERAH. Entahlah, apa lagi ikutan trend alay GALAU atau memang galau beneran, perasaan ya sering galau. Awal tahun ini beban tahun sebelumnya sirna sudah. Pertengahan hingga akhir tahun 2011 adalah puncak dari rentetan permasalahan keluarga yang sangat menguras tenaga. Aku sampai terkapar gara-gara maag-ku kambuh setelah empat tahun. Awal tahun 2012 ini sisa-sisa permasalahan masih ada, namun sudah banyak berkurang. Ya, masih ada sedikit batu kerikil yang sempat membuat krisis ekonomi melanda keluarga kecilku.
Jumat, 06 Januari 2012
Anjing Menggonggong, Kafilah tetap Menulis
Menjengkelkan sekali. Maksud baik diputarbalikkan jadi maksud jahat. Ndeso! Pola pikir yang picik, penuh dengan kedengkian. Belum tahu mereka kalau aku suka berkoar-koar di media internet ini. Apa kata mereka kalau baca blogku ini. Tak cuma dituduh buka aib saja tetapi MAKAR, hahaha....
Astaghfirullahal'adzim... Ini pelajaran yang sagat berharga. Gara-gara tulisanku di rubrik 'cerpen guru' majalah STORY, guru-guru di tempatku kerja hebohnya setengah mati. Aku dibilangnya membuka aib sekolah. Ya, salahku sendiri tak berpikir panjang akibatnya. Menyerahkan dua majalah kepada dua muridku rupanya bukan tindakan yang tepat. Meski begitu, aku pantang mundur dari MENULIS. Biarkan mereka menggonggong kafilah tetap menulis, hehehe...
Astaghfirullahal'adzim... Ini pelajaran yang sagat berharga. Gara-gara tulisanku di rubrik 'cerpen guru' majalah STORY, guru-guru di tempatku kerja hebohnya setengah mati. Aku dibilangnya membuka aib sekolah. Ya, salahku sendiri tak berpikir panjang akibatnya. Menyerahkan dua majalah kepada dua muridku rupanya bukan tindakan yang tepat. Meski begitu, aku pantang mundur dari MENULIS. Biarkan mereka menggonggong kafilah tetap menulis, hehehe...
Langganan:
Postingan (Atom)