Minggu, 06 Januari 2008

Tetralogi 'Bang Ikal' yang Belum Sempurna

Selama liburan di rumah, menghabiskan tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata merupakan kegiatan yang tidak sia-sia. Buat orang yang malas membaca sepertiku, dapat menyelesaikan 3 buku adalah rekor! Itupun tidak setiap bab kubaca, my character, hal yang sebenarnya sangat kubenci. Buku itu baru terbit tiga jilid dari empat jilid yang telah direncanakan oleh Bang Ikal. Ketiga jilid itu, yakni Laskar Pelangi, Sang Pemimpi dan Endensor. Aku terhanyut dalam setiap metafora yang diukir oleh Bang Ikal.

Bang Ikal terlalu romantis buat ukuran cowok. Entahlah kenapa aku bisa berkata seperti itu, padahal dia hanya menyelipkan sebuah puisi yang ditujukan kepada A Ling di dalam karyanya. Lain halnya, dengan buku Memoar Emka yang berjudul Red Diary, terdapat lebih dari 30 puisi sederhana namun melankoli yang ia torehkan, turah-turah!
Buku yang diawali sebuah perjuangan meraih pendidikan itu mungkin akan berakhir dengan penemuan cinta si Ikal. Tapi, sepertinya berisi pula kisah Ibu Maryamah, seorang wanita dengan tiga orang anak yang harus bertahan hidup sendiri lantaran ditinggal oleh suaminya. Itu ramalanku, sebab jilid yang terakhir yang berjudul Maryamah Karpov belum beredar. Siapapun dapat dengan mudah meramalkan hal itu, karena kesederhanaan bang Ikal dalam menyampaikan kisahnya, lain halnya tetralogi karya Pramoedya Ananta Tour, menguras pikiran manusia seperti aku. Pasti aku akan membeli jilid pamungkas itu, meski di Kwitang (maafkan aku bang Ikal, aku terlalu miskin buat membeli terbitan aslinya, inilah ladang amalmu, so thank you). Aku harus banyak membaca!

1 komentar:

hajar mengatakan...

please deh.. ada orang yang bangga baca buku bajakan, mesti saya termasuk orang yang mengantarkannya ke sana .. haha termasuk ikut beli, hihi