Jumat, 29 Februari 2008

oh, mamaku!

Malam yang cukup mengesankan, tidur di dekat bokong lilih :) , tak peduli penglihatan orang, aku ngantuk! Namun, malam itu pula yang membuat mendung hatiku. Tepat, kesekian kalinya progo mengantarku kembali ke jakarta, ketika kreta itu mampir sebentar di stasiun kebumen, m'ita kirim pesan lewat handphoneku. Dia mengabarkan bahwa mama sakit karena stress, what's wrong with her? Hati galau tapi tak mampu berkata. Ma, ada apa lagi? apakah lelaki yang kau temani selama 27 tahun itu membuatmu tertekan lagi? Aku tak rela! 1 jam sebelum aku terbangun dari tidur, kau masih sempat membelikan aku semangkuk bubur ayam. 1 menit sebelum kepergianku, kau masih memelukku dan menciumku, bahkan 1 detik sebelum aku berlalu pergi menuju jogja, kau masih melambaikan tanganmu sembari menggendong zen. Ma, saat 7 bulan aku berdiam di rumah, kau tak pernah seperti itu. Kau masih bisa tersenyum, meski permasalahan mengelilingiku. Ma, apakah tekanan itu sangat menyiksamu? Aku tak bisa tidur malam itu (2 februari 2008), karena kau mendapat tekanan dari pria berwajah sangar itu. Aku merasakan galau dihatimu. Ma, berikanlah sedikit resahmu itu padaku. Biar kau tak merasa sendiri, berikanlah beban itu pada anakmu ini. Ma, uti tak ingin melihatmu menangis lagi! meski itu mustahil, karena lelaki yang kau sebut papaku itu sangat berarti bagimu...

Tidak ada komentar: